Laminasi dan Enkapsulasi

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Setiap pustakawan harus dapat mencegah terjadinya kerusakan bahan pustaka. Kerusakan itu dapat dicegah jika kita mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.
Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka bermacam-macam bisa oleh manusia, oleh tikus, oleh serangga, dan lain-lain. Penggunaan sistem pengumpanan, peracunan buku, penuangan larutan racun ke dalam lubang rayap, memberikan lapisan plastik pada lantai dan menempatkan kapur barus di rak dan akar “loro setu” di antara buku-buku agar serangga segan menghampirinya, ini merupakan cara untuk dapat mencegah kerusakan bahan pustaka. Yang paling baik ialah menyediakan ruangan khusus untuk perbaikan bahan pustaka dengan petugasnya sekaligus, sehingga kalau diperlukan perbaikan bahan pustaka, dapat dikerjakan dengan cepat. Jangan menunggu kerusakan menjadi lebih berat. Tentu saja pencegahan yang berhasil akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi perpustakaan.

B.Rumusan Masalah
1.Apa  Pengertian Laminasi  dan enkapsulasi ?
2. Bagaimana tata cara laminasi bahan pustaka ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Laminasi dan Enkapsulasi
 Laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas, kertas kromtom, atau kertas pelapis lainnya. Untuk memperpanjang umur bahan pustaka perlu diadakan pelapisan atau laminasi, terutama bahan pustaka yang lapuk atau robek sehingga menjadi tampak kuat atau utuh kembali. . Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel di bahan pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan. Proses laminasi biasanya digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara lain misalnya seperti menambal, menjilid, menyambung dan sebagainya. Biasanya kertas atau bahan pustaka yang dilaminasi adalah yang sudah tua dan berwarna kuning cokelat.
Setelah kita tetapkan bahwa sebuah bahan pustaka perlu diawetkan karena memiliki nilai sejarah atau nilai budaya yang lain, maka bahan pustaka tersebut kita laminasi. Dokumen yang telah dihilangkan atau dikurangi tingkat keasamannya di atas, kita awetkan dengan cara laminasi. Cara lain selain laminasi adalah enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah kertas harus bersih, kering dan bebas asam. Pada umumnya kertas yang akan dienkapsulasi berupa kertas lembaran seperti naskah kuno, peta, poster, dan sebagainya yang umumnya sudah rapuh. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan cara menempatkannya di antara dua lembar plastic yang transparan. Jadi tulisannya tetap dapat dibaca dari luar. Pinggiran plastic tersebut, ditempeli lem dari double sided tape tadi, sehingga bahan pustaka tidak terlepas.
Enkapsulasi mirip menempatkan bahan pustaka pada amplop yang terbuat dari plastik, tetapi dalam enkapsulasi tidak ada udara di dalamnya seperti pada amplop.
Perbedaan antara laminasi dan enkapsulasi ialah bahwa pada laminasi, bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya, sedangkan pada enkapsulasi bahan pustaka tidak menempel, sehingga kalau diperlukan, bahan pustaka bisa diambil dengan utuh, dengan cara menggunting bagian tepi plastic pelindungnya. Ijazah atau bahan pustaka penting lainnya lebih baik di enkapsulasi daripada dilaminasi. Dokumen tetap terlindung, awet, dan tidak rusak. Yang penting harus diperhatikan dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah bahwa kertas harus bersih, kering, dan bebas asam (sudah dideasidifikasi).

B.Tata cara Laminasi
Ada dua cara laminasi, yaitu dengan mesin dan secara manual
1.Laminasi Mesin
Laminasi dengan mesin juga dibagi menjadi dua, yaitu : cara dingin, dan cara panas.
a.      Laminasi Mesin dengan cara dingin
Laminasi mesin dengan cara dingin ialah melapisi kedua sisi kertas dengan bahan yang disebut film oplas. Film ini diimpor dari Jerman.Film oplas ini mengandung lem, dan dapat dibuka kembali dengan cara membasahinya dengan air.
Dua buah rol film oplas kita pasang pada sebuah mesin penggerak, di atas dan di bawah bahan pustaka. Petugas laminasi memasukkan kertas yang akan dilaminasi di antara kedua film oplas tersebut seperti kalau kita memasukkan kertas yang akan dikirim melalui facsimile, atau mesin pembuat transparansi film untuk OHP. Dua rolfolm oplas itu bertemu dengan permukaan kertas yang akan dilaminasi. Seolah kedua film tersebut menelan bahan pustaka penting tadi dan memuntahkannya di bagian belakang mesin yang bergandengan antara satu bahan pustaka dengan lainnya. Kemudian dipotong satu per satu dan dijilid atau disusun menurut nomor berurutan sesuai dengan susunan aslinya.
Sebagai petugas harus rajin membersihkan dan memelihara mesin, serta memahami betul cara bekerjanya. Teknik memasukkan bahan pustaka di antara dua film oplas harus diperhatikan agar tidak terjadi adanya gelembung udara antara bahan pustaka dan pelapis. Mengingat harganya yang mahal, harus dipertimbangkan masak-masak apakah bahan pustaka laik untuk dilaminasi. Kalau  tak mungkin memiliki sendiri alat laminasi itu, perpustakaan dapat mengadakan kerja sama. Atau diserahkan kepada perusahaan komersial.
Di Indonesia yang memiliki peralatan ini adalah Arsip Nasional Republik Indonesia.
b.      Laminasi mesin dengan cara panas
      Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Kertas dipanaskan antara 70-90°C, agar kertas cromton tersebut dapat menempel pada bahan pustaka. Cara kerjanya juga sama seperti cara dingin, hanya kalau pelapisnya mau dilepaskan dari bahan pustaka, kita bisa menggunakan  acean, dan bahan pustaka aslinya bisa kita dapatkan kembali.
Dalam melaminiasi bahan pustaka kita tidak boleh sembarangan, harus dipikirkan bagaimana caranya agar bahan pustaka tidak menjadi rusak oleh bahan pelapis. Pada laminasi paten” kertas pelapis tidak bisa dibuang tanpa meninggalkan bekas-bekas kerusakan pada bahan pustaka.
2.      Laminasi dengan Manual
Cara ini dikerjakan dengan menggunakan kertas laminasi yang kita impor khusus dari luar negeri. Bahan ini belum diproduksi di Indonesia.
Cara penggunaannya kita letakkan kertas laminasi di meja yang diberikan alas. Kemudian bahan pustaka ditempatkan di atasnya, sesudah itu diletakkan kertas laminasi lagi. Jadi seperti membuat sandwich. Kemudian oleskan aceton yang bersedia di cawan, dengan kuas. Hati-hati jangan sampai ada gelembung udara di antara kertas pelapis dan bahan pustaka. Jangan terlalu menekan kertas, sebab bisa merobek kertas laminasi dan bahan-bahan pustakanya. Kemudian dikeringkan. Setelah kering maka pinggirnya digunting dengan rapi. Dokumen akan menjadi lebih awet dan udara luar tidak akan mengganggu zat kimia yang terdapat pada kertas, sehingga proses keasaman terhenti.
Biaya untuk laminasi cukup mahal. Satu halaman folio bisa mencapai Rp. 1.000,00 karena itu kalau memang tidak sangat penting, tidak perlu diadakan laminasi, tetapi cukup dengan cara encapsulasi yang bisa menggunakan plastik biasa dan double sided tape. Bahan yang baik ialah plastik estralon.
3.      Laminasi Lontar
Untuk menjaga kelangsungan hidup lontar, lontar perlu dilaminasi. Pelaksanaannya lama seperti yang dilakukan pada bahan pustaka jenis kertas.
Agar dapat bertahan lama, lontar harus diberikan bahan-bahan penahan temperatur tinggi. Untuk menghindari pengaruh iklim, lontar dapat dilapisi dengan minyak sereh. Cara itu dilakukan agar lontar tidak kaku dan terhindar dari gangguan serangga. Untuk mencegah pengaruh kelembaban, setiap daun lontar perlu dilapisi dengan acetone dan ethanol. Campuran kimiawi itu dapat digunakan untuk membersihkan bakteri-bakteri yang terdapat pada daun lontar. Fungsi lainnya dari campuran kimiawi itu ialah pemberi daya pelumas terhadap daun lontar.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Laminasi artinya melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi awet. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari kerusakan fisik misalnya rapuh karena umur.
Tata cara Laminasi Ada dua yaitu dengan mesin dan secara manual, cara mesin juga terbagi atas dua yaitu cara dingin, dan cara panas. Laminasi mesin dengan cara dingin ialah melapisi kedua sisi kertas dengan bahan yang disebut film oplas.  Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas cromton untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Cara manual Cara ini dikerjakan dengan menggunakan kertas laminasi yang kita impor khusus dari luar negeri.   Laminasi Lontar  di lakukan Untuk menjaga kelangsungan hidup lontar, lontar perlu dilaminasi. Pelaksanaannya lama seperti yang dilakukan pada bahan pustaka jenis kertas.





Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

AACR2 ( anglo american cataloging rules )


ACR2 (Anglo American Cataloging Rules. Second edition 1988 Revision) merupakan peraturan standar dalam membuat deskripsi bibliografi semua jenis bahan perpustakaan. Artinya, peraturan ini tidak terbatas pada bahan nonbuku saja atau bahan tercetak saja, melainkan juga mencakup semua bahan baik yang tercetak maupun noncetak. Dalam modul pertama ini Anda akan mempelajari peraturan AACR2 untuk bahan nonbuku dan peraturan AACR2 secara umum.
Bahan nonbuku merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang mencakup karya-karya orang yang dituangkan dalam bahan yang tidak tercetak (dalam bentuk buku), melainkan dalam bentuk lain, misalnya rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar. Istilah bahan nonbuku juga sering diartikan sebagai bahan pandang dengar.Berikut ini sedikit penjelasan mengenai AACR2.
sumber : dosen makul katalog

Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Dampak negatif menggunakan Laptop tanpa Baterai

Postingan kali ini sy akan membahas tentang Bahaya penggunaan Laptop tanpa baterai, Selama ini ada dua pendapat yang sama mempunyai alasan kuat tentang penggunaan baterai laptop.
Ada yang berpendapat bahwa menyalakan laptop menggunakan AC power dengan keadaan baterai terpasang bisa memperpendek usia baterai Jadi sebaiknya baterai dicopot kalo pake AC power. 
Ada juga yang berpendapat bahwa menyalakan laptop menggunakan AC power tanpa baterai terpasang bisa merusak komponen2 elektronik laptop lebih cepat rusak karena listrik dari power supply lebih besar dari yang seharusnya diterima laptop. Jadi sebaiknya baterai tetep dipasang kalo pake AC power. kedua alasan tersebut memang ga ada yang salah.menyalakan laptop dengan baterai bisa membuat baterai tersebut cepat membengkak. tp di sisi lain menggunakan tanpa baterai bahayanya lebih besar.Di bawah ini beberapa dampak negatif menyalakan laptop tanpa baterai.

1.Menyalakan laptop dengan AC power dengan kondisi baterai dicopot dapat mempercepat kerusakan komponen elektronik dalam laptop, karena komponen-komponen tersebut akan menerima tegangan dan arus listrik yang berlebihan.

2. Menyalakan laptop dengan AC power dengan kondisi baterai dicopot tetapi menggunakan stabilisator/UPS sedikit banyak juga dapat mempercepat kerusakan komponen elektronik dalam laptop karena tegangan dan arus listrik akan langsung menuju ke komponen di dalam laptop tanpa melalui penyesuai tegangan (voltage converter) dan sirkuit pengatur (regulator circuit).

3.  Kalo listrik tiba2 mati dan laptop anda juga ikut mati mendadak, dan hal itu terjadi beberapa kali efeknya adalah hard disk, ram, processor bisa rusak.

4. sebelum mati listrikpun laptopmu sudah terancam,,, krn kalo listrik tempat kita colokin adapter ga sehat, maka listrik tsb bakal merusak hardware laptop secara langsung, jelas masih mending pasang batreii, krn paling buruk batrei yg ngedrop,,, ketimbang hardware lainnya yg mati...

Melepas baterai hanya untuk bila laptop tidak digunakan lebih dari 3 hari. Baterai juga bisa di lepas jika pemakaian lebih dari 12 jam nonstop, dengan socket listrik yang menempel. Kalo hanya untuk pemakaian sehari-hari sebaiknya memakai baterai, buat menghindari kehilangan data dan kerusakan system apabila listrik mati tiba-tiba. Baterai yang terpasang juga melindungi hardware dan juga modul-modul hardware lainnya dari lonjakan listrik yang ekstrem, misalnya akibat ada petir yang menyambar

Kalo pake make AC power mendingan baterainya tetep dipasang, mending baterainya yang rusak daripada daripada motherboard yang rusak biayanya bisa mahal banget, kalo sampe harus ganti bisa jutaan.kalo banyak uang ya ga masalah tp klo tidak ya  tinggal SAY GOOD BYE aja.. wakakak..( jangan ikut2an ketawa ini saya ngomong serius  :P )

Mungkin saja pada beberapa laptop yang mungkin sudah lebih canggih dalam mengatasi ini misalnya dengan menambah komponen penyesuai tegangan dan sirkuit pengatur pada adaptor laptop mereka. Namun kamu harus benar-benar yakin jika fitur itu benar ada pada laptop kamu. Jika kamu tidak yakin apakah laptop kamu aman jika dinyalakan tanpa baterai silahkan tanyakan ke service resminya. Dan jika kamu tidak yakin sebaiknya tetap nayalakan laptop dalam keadaan baterai terpasang untuk menghindari risiko lebih buruk.

sekian semoga bermanfaat :D




Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Download e-DDC edisi 22

Pustakawan mana yang tidak kenal DDC ? Bagi seorang pustakawan, hal yang wajib dilakukan ketika menerima sebuah buku adalah menentukan nomor klasifikasi atau nomor panggil buku tersebut. Karena tidak semua buku dilengkapi dengan Katalog Dalam Terbitan. Tapi buku-buku dari Penerbit Balai Pustaka biasanya sudah dilengkapi dengan nomor klasifikasi, sehingga hal ini memudahkan pustakawan dalam mengolah buku. Akan tetapi jika ternyata sebuah buku tidak dilengkapi dengan KDT, maka tugas pustakawan adalah menentukan nomor klasifikasi atau nomor panggil buku. Cara menentukannya adalah dengan menggunakan sistem klasifikasi DDC (Decimal Dewey Clasification). Sistem klasifikasi DDC ini ditemukan oleh seorang warga Amerika Serikat bernam Melvil Dewey.
Pada awalnya sistem DDC tersebut merupakan sebuah pamflet yang terbit pada tahun 1876 berjudul A Classification and Subject Index for Cataloguing and Arranging the Books and Pamphlets of A Library. Sejak itulah sistem klasifikasi DDC mulai digunakan.
Penggunaan sistem klasifikasi DDC ternyata memudahkan para pustakawan maupun para pengunjung yang datang ke perpustakaan. Hal ini menyebabkan sistem DDC diterima di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia hingga sekarang ini.
Maka terbitlah berbagai buku DDC dalam berbagai bahasa dan menjadi buku panduan wajib bagi perpustakaan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Di Indonesia juga terbit berbagai buku yang berisi nomor nomor klasifikasi mulai dari 000-900. Dan keberadaan buku-buku tersebut cukup membantu para pustakawan dalam mengklasifikasi sebuah bahan pustaka terutama buku.
Dalam perkembangannya DDC tidak hanya tersedia dalam bentuk buku, melainkan dalam bentuk perangkat lunak. Salah seorang Pustawaan yang berasal dari Jawa TImur bernama Rotmianto berhasil membuat Software e-DDC.
Keberadaan e-DDC ini cukup mempercepat dan memudahkan para pustakawan dalam melakukan klasifikasi buku.
Software tersebut merupakan DDC edisi 22, jadi sudah cukup lengkap untuk anda gunakan.
E-DDC tersebut bekerja dengan baik di sistem operasi Windows,Cara penggunaannya juga sangat mudah :
1. Silahkan download melalui link di bawah ini :
 DOWNLOAD E-DDC
2.Setelah download filenya extract menggunakan Zip atau rar
3. Kemudian instal di komputer anda

4. Jika sudah terinstall, cara mencari nomor klasifikasi adalah dengan memasukkan kata kunci pada kolom Search yang ada di bagian kiri E-DDC.

Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Macam-macam haji dan cara melaksanakannya


BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Macam-macam Haji
2. Cara-cara melaksanakan haji



BAB 2
PEMBAHASAN
A.MACAM – MACAM IBADAH HAJI
            Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji . Orang yang berihram untuk umrah ber- tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar. 
1. Haji Tamattu
Haji Tamattu’ ialah melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji, kemudian melaksanakan ibadaha haji. Yaitu dengan cara berniat untuk mengambil umrah haji ketika sampai di miqat sebelum memasuki kota makkah dengan ucapan, “Allahumma labbaika ‘umratan mutamatti’an biha ilal hajj”. Setelah sampai di Mekkah, lalu melaksanakan umrah dengan cara yang sama seperti tata cara umrah. Setelah melakukan umrah sampai selesai melakukan tahalul, halal baginya segala sesuatu yang tadinya diharamkan ketika ihram, sampai tanggal 8 Dzulhijjah baru kemudian berihram kembali untuk menyempurnakan amalan-amalan haji yang tersisa..
Bila menggunakan cara ini, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar dam nusuk (berupa menyembelih seekor kambing, kalau tidak mampu berpuasa 10 hari yaitu 3 hari di Makkah atau di Mina dan 7 hari di tanah air), apabila puasa 3 hari di Makkah tidak dapat dilaksanakan karena suatu hal maka harus diqadha sesampainya di kampung halaman dengan ketentuan puasa yang tiga hari dengan ketentuan puasa yang tiga hari dengan tujuh hari dipisahkan 4 hari.
2. Haji Ifrad
Haji ifrad ialah melakukan haji saja. yaitu seorang berniat melakukan haji saja tanpa umrah pada bulan-bulan haji, dengan mengucapkan di miqat“Labbaika hajjan”. Sama dengan haji qiran;setelah.sampai.di      Mekkah,.lalu            melakukan thawaF qudum dan sa’i (untuk sa’i boleh ditunda sampai setelah melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah). Setelah sa’i tidak halal baginya melakukan hal-hal yang diharamkan ketika ihram, jadi dia tetap dalam keadaan ihram sampai tanggal 10 Dzulhijjah. Bagi yang akan umrah wajib atau sunnah maka setelah menyelesaikan hajinya, dapat melaksanakan umrah dengan miqat dari Tan’im, Ji’ranah, Hudaibiyah atau dareah tanah halal lainnya. Cara ini tidak dikenakan dam.
3. Haji Qiran
Haji qiran ialah mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Yaitu seorang berniat melakukan haji saja tanpa umrah pada bulan-bulan haji, dengan mengucapkan di miqat,“Labbaika hajjan wa ‘umrotan”. Setelah sampai di Mekkah, lalu melakukan thawaf qudum dan sa’i (untuk sa’i boleh ditunda sampai setelah melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah). Setelah sa’i tidak halal baginya melakukan hal-hal yang diharamkan ketika ihram, jadi dia tetap dalam keadaan ihram sampai tanggal 10 Dzulhijjah.Cara ini juga wajib membayar dam nusuk. Pelaksanaan dam sama dengan pada haji Tamattu’.

Perbedaan Mendasar Antara Haji IfradTamattu’ dan Qiran
1. Perbedaan pada niat.
2. Tidak ada kewajiban menyembelih hewan hadyu (hewan sembelihan untuk membayar Dam) bagi yang melaksanakan haji ifrad. Adapun bagi yang melakukan haji tamattu’ dan qiran selain penduduk Mekkah, wajib bagi mereka hadyu.
3. Pada haji tamattu’, boleh melakukan tahallul setelah melakukan umrah, sehingga halal bagi yang melakukan haji tamattu’ semua yang diharamkan ketika ihram sampai masuk tanggal 8 Dzulhijjah.
4. Pada haji tamattu’ terdapat dua kali sa’i, yang pertama ketika umrah dan yang kedua setelah melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sedangkan dalam haji qiran dan ifrad hanya terdapat satu sa’i, boleh dilakukan setelah thawaf qudum atau setelah thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Adapun persamaan ketiga bentuk haji ini diantaranya, terdapat 3 macam thawaf, yaitu thawaf qudum (dilakukan ketika pertama kali sampai ke Mekkah), thawaf ifadhah (dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah) dan thawaf wada’(dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah).


BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
            Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa haji itu terbagi atas 3 macam yaitu :
1.Haji tamattu yaitu Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh dahulu kemudian Ibadah Haji, dan diselingi Tahallul.

Pelaksanaan :
a. Ihram dari miqat untuk Umroh
b. Ihram lagi dari miqat untuk Haji
c. Membayar Dam
d. Disunatkan Tawaf Qudum

2. Haji ifrad yaitu Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian Ibadah Umroh, dan diselingi Tahallul.
Pelaksanaan :
a. Ihram dari miqat untuk Haji
b. Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
c. Tidak membayar Dam

3. Haji Qiran yaitu Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
Pelaksanaan :
a. Ihram dari miqat untuk Haji dan Umroh
b. Melakukan semua pekerjaan haji
c. Membayar Dam









Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Cara Mengatasi laptop yang cepat panas

Bagaimana cara mengatasi agar laptop tidak cepat panas berikut akan saya berikan tips-tips yang tentunya akan sangat membantu dalam menjaga laptop anda, agar awet dan mudah di gunakan..
1. Gunakan Cooling Pad
cara ini paling umum tapi, pemakaian cooling pad kurang berpengaruh. cooling pad yang paling murah hanya menurunkan temperatur CPU 1-5C
2. Bersihkan kipas heatsink dari debu
Biasanya klo laptop udah lama di pake debu pada nempel dan numpuk di kipas & heatsink. karena debu akan menghalangi udara panas keluar.
3. Ganti thermal paste CPU
Setelah bersihkan kipas & heatsink dari debu, jangan lupa ganti thermal paste, untuk mentransfer panas dari CPU ke heatsink menjadi lebih bagus.
4. Suhu ruangan
Suhu ruangan sangat berpengaruh terhadap panas laptop.
5. Undervolting
undervolting adalah proses mengurangi voltase berlebih ke CPU dengan menggunakan software. undervolting tidak mempengaruhi performa sama sekali.
6. Jangan menyalakan laptop di tempat yang permukaannya empuk atau lembut,seperti di atas kasur atau di pangkuan karna menyebabkan sirkulasi udara tidak lancar sehingga udara keluar masuk tehambat.
Nah, itu dia tips-tips yang bisa saya berikan kepada para pembaca sekalian.. semoga bermanfaat di kemudian hari..




Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati